Wednesday, January 9, 2013

ROAD TO JOGJAKARTA (PART III)


Melanjutkan cerita yang sudah aku tulis pada bulan lalu. Kali ini aku akan menceritakanperjalananku pada hari ketiga di Jogja yaitu ke Goa Pindul.

Hari ketiga ini aku berada di wonosari-gunung kidul. Kami merencanakan untuk mengunjungi Goa Pindul. Kami menyewa mobil dengan tarif Rp. 200.000,-. Udara pagi di Wonosari dingin sekali. Mentari yang tidur satu kamar dengan ku memakai jaket dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Memang dingin pagi ini, walaupun dingin tapi aku memutuskan untuk mandi lalu sholat subuh. Di sisi lain, anak-anak cowok yang bangun hanya Angger dan Lucky. Mereka sholat subuh di Mushola di dekat rumah.

Nampaknya kali ini jaket tak bisa lepas untuk menghangatkan tubuh. Saking dinginnya Mentari yang sejak tadi tidur dengan selimut dan jaket, kali ini ia bangun karena tidak kuat dengan hawa dinginnya. Lalu aku dan Mentari keluar dari kamar untuk sekedar menggerakkan tubuh supaya tidak terlalu kedinginan. Angger dan Lucky yang saat itu sedang berjalan keliling rumah mengajak kita berdua untuk berjalan-jalan pagi. Kami berjalan tidak terlalu jauh dari rumah, Angger mengajak kami ke perkebunan jagung dan padi yang pada saat itu masih belum dipanen. Jadi pemandangan hijaunya sungguh menyejukkan mata kami.  Naah..disitulah terjadi sebuah peristiwa pemotretan alias berfoto di area kebun jagung. Tidak heran memang anak muda jaman sekaran tidak bisa melewatkan suatu momen sehingga harus mengabadikannya lewat foto. Ini hasil foto narsis kami yang pada saat itu hanya aku yang sudah mandi.



Selesai berjalan-jalan pagi, aku membantu budhe untuk membersihkan rumah. Sedangkan budhe sibuk memasak untuk sarapan pagi ini. Anak-anak yang lain sedang bercengkrama di meja makan. Bau masakan budhe menggoda perutku yang sudah lapar. Selesai menyapu, alhamdulillah selesai juga budhe memasak. Kemudian aku dan Mentari meyiapkan piring, menata lauk pauk, nasi dan minuman. Hap hap hap, nyamnyam. Sungguh nikmat sarapan hari ini, dengan ayam goreng dan teman-temannya tidak lupa juga sambal terasi. Ritual rutin yang terjadi saat selesai makan adalah mencuci piring. Kali ini Aku dan Mentari tidak bertugas untuk itu, karena waktu sudah terlalu siang dan sopir yang akan membawa kami tour ke goa pindul sudah tiba. Alhamdulillah yaahh.

Perjalanan kami ke Goa Pindul kurang lebih 2 jam. Goa Pindul terletak di desa Bejiharjo. Goa Pindul memiliki keunikan yakni ketika kita memasuki goa maka diwajibkan memakai pelampung, sepatu karet, dan ban karena goa ini dipenuhi dengan air (bukan banjir). Peralatan tersebut sudah disediakan di tempat pembelian tiket masuk goa. Untuk lebih jelasnya lihat foto aku deh biar gak penasaran.

Mengitari goa pindul membutuhkan waktu 15 menit. Di dalam goa pindul terdapat 3 bagian/ruangan yaitu zona gelap, zona terang, dan satu lagi lupa namanya. Di zona terang, ada bagian atap goa yang bolong sehingga kita dapat melihat langit. Kita juga dapat turun dari karet yang ditumpangi karena di lokasi zona terang air tidak terlalu dalam dan banyak bebatuan sebagai tempat berpijak. Di situ kita juga dapat melakukan terjun bebas yang sangat menyenangkan.



Terjun bebas sudah di coba, naah sekarang saatnya untuk keluar dari goa. Pada saat keluar dari goa kita boleh tidak menggunakan ban karet tetapi kita harus berenang. Kedalaman air yaitu 5 meter. Naahhh…lho!!! Aku sedikit takut dan merinding saat berenang, meski sudah menggerakkan badan tapi tetap saja aku diam di tempat. Sedangkan teman-temanku sudah hampir berada di mulut goa. Hahah..inilah yang tak bisa dilupakan. Yang lebih lucu lagi, ternyata Angger juga masih diam ditempat tepat di belakangku. Tetapi akhirnya kami bisa menuju keluar goa juga dengan gaya renang apapun yang penting jalan. Hal ini terjadi karena kita berenang melawan arus. Akibatnya kita tetap diam di tempat.
                Setelah mandi dan merapikan pakaian yang basah. Kami berencana mengunjungi Pantai Indrayanti.

No comments:

Post a Comment