Melanjutkan cerita yang sudah aku tulis pada bulan lalu. Kali ini
aku akan menceritakanperjalananku pada hari ketiga di Jogja yaitu ke Goa
Pindul.
Hari ketiga ini aku berada di wonosari-gunung kidul. Kami
merencanakan untuk mengunjungi Goa Pindul. Kami menyewa mobil dengan tarif Rp.
200.000,-. Udara pagi di Wonosari dingin sekali. Mentari yang tidur satu kamar
dengan ku memakai jaket dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Memang
dingin pagi ini, walaupun dingin tapi aku memutuskan untuk mandi lalu sholat
subuh. Di sisi lain, anak-anak cowok yang bangun hanya Angger dan Lucky. Mereka
sholat subuh di Mushola di dekat rumah.
Nampaknya kali ini jaket tak bisa lepas untuk menghangatkan tubuh.
Saking dinginnya Mentari yang sejak tadi tidur dengan selimut dan jaket, kali
ini ia bangun karena tidak kuat dengan hawa dinginnya. Lalu aku dan Mentari
keluar dari kamar untuk sekedar menggerakkan tubuh supaya tidak terlalu kedinginan.
Angger dan Lucky yang saat itu sedang berjalan keliling rumah mengajak kita
berdua untuk berjalan-jalan pagi. Kami berjalan tidak terlalu jauh dari rumah, Angger
mengajak kami ke perkebunan jagung dan padi yang pada saat itu masih belum dipanen.
Jadi pemandangan hijaunya sungguh menyejukkan mata kami. Naah..disitulah terjadi sebuah peristiwa
pemotretan alias berfoto di area kebun jagung. Tidak heran memang anak muda
jaman sekaran tidak bisa melewatkan suatu momen sehingga harus mengabadikannya
lewat foto. Ini hasil foto narsis kami yang pada saat itu hanya aku yang sudah
mandi.
Selesai berjalan-jalan pagi, aku membantu budhe untuk membersihkan
rumah. Sedangkan budhe sibuk memasak untuk sarapan pagi ini. Anak-anak yang
lain sedang bercengkrama di meja makan. Bau masakan budhe menggoda perutku yang
sudah lapar. Selesai menyapu, alhamdulillah selesai juga budhe memasak.
Kemudian aku dan Mentari meyiapkan piring, menata lauk pauk, nasi dan minuman.
Hap hap hap, nyamnyam. Sungguh nikmat sarapan hari ini, dengan ayam goreng dan
teman-temannya tidak lupa juga sambal terasi. Ritual rutin yang terjadi saat
selesai makan adalah mencuci piring. Kali ini Aku dan Mentari tidak bertugas
untuk itu, karena waktu sudah terlalu siang dan sopir yang akan membawa kami
tour ke goa pindul sudah tiba. Alhamdulillah yaahh.
Perjalanan kami ke Goa Pindul kurang lebih 2 jam. Goa Pindul
terletak di desa Bejiharjo. Goa Pindul memiliki keunikan yakni ketika kita
memasuki goa maka diwajibkan memakai pelampung, sepatu karet, dan ban karena
goa ini dipenuhi dengan air (bukan banjir). Peralatan tersebut sudah disediakan
di tempat pembelian tiket masuk goa. Untuk lebih jelasnya lihat foto aku deh
biar gak penasaran.
Mengitari goa pindul membutuhkan waktu 15 menit. Di dalam goa
pindul terdapat 3 bagian/ruangan yaitu zona gelap, zona terang, dan satu lagi
lupa namanya. Di zona terang, ada bagian atap goa yang bolong sehingga kita
dapat melihat langit. Kita juga dapat turun dari karet yang ditumpangi karena
di lokasi zona terang air tidak terlalu dalam dan banyak bebatuan sebagai
tempat berpijak. Di situ kita juga dapat melakukan terjun bebas yang sangat
menyenangkan.
Terjun bebas sudah di coba, naah sekarang saatnya untuk keluar
dari goa. Pada saat keluar dari goa kita boleh tidak menggunakan ban karet
tetapi kita harus berenang. Kedalaman air yaitu 5 meter. Naahhh…lho!!! Aku
sedikit takut dan merinding saat berenang, meski sudah menggerakkan badan tapi
tetap saja aku diam di tempat. Sedangkan teman-temanku sudah hampir berada di
mulut goa. Hahah..inilah yang tak bisa dilupakan. Yang lebih lucu lagi,
ternyata Angger juga masih diam ditempat tepat di belakangku. Tetapi akhirnya
kami bisa menuju keluar goa juga dengan gaya renang apapun yang penting jalan.
Hal ini terjadi karena kita berenang melawan arus. Akibatnya kita tetap diam di
tempat.
Setelah mandi
dan merapikan pakaian yang basah. Kami berencana mengunjungi Pantai Indrayanti.
No comments:
Post a Comment