Monday, March 25, 2013

Tulisan Bahasa Indonesia 2, Softskill

WAWANCARA KEPADA AHLI FOTOGRAFI


Berdasarkan tugas yang diberikan dosen softskill kali ini yaitu WAWANCARA kepada “ahli”. Maka saya melakukan wawancara dengan seorang teman saya bernama A. Rachmad Putra yang menurut saya ahli dalam fotografi. Dia seorang mahasiswa yang kuliah di  IAIN Sunan Ampel Surabaya. Berikut ini adalah wawancara yang saya dengannya :

Rachma :      Dari mana anda mendapatkan ide/konsep pemotretan seperti apa yang akan anda bidik?
Rachmad : Biasanya tertarik dengan gambar yang sudah ada, tinggal mengimitasi dari angle yang sekiranya memang dianggap baik. Kadang juga gak terlalu ngonsep tapi ada moment & kondisi yang mendukung.
Rachma :      Adakah criteria/syarat-syarat khusus tempat-tempat yang anda gunakan untuk pengambilan gambar?
Rachmad : Tidak sama sekali, tergantung angle dari mana kita mengambil gambarnya.
Rachma : Kendala apa yang mungkin bisa saja terjadi ketika anda melakukan photoshoot ?
Rachmad : Untuk kendala biasanya cuaca, cahaya yang kurang atau over sangat mempengaruhi kualitas gambar. Kadang juga orang sekeliling kita yang lewat di depan kamera sembarangan.
Rachma : Hal-hal menarik apa saja yang anda temukan selama ini ?
Rachmad : Hal menarik yang saya temukan adalah bagaimana kita yang tidak hanya dituntut untuk menghasilkan gambar yang baik juga harus mampu menghasilkan makna dari tiap gambar yang ada.
Rachma : Apa yang menjadikan anda sangat tertarik pada dunia fotografi?
Rachmad : Yang menjadikan saya tertarik yaitu saya bisa mengabadikan momen-momen yang dinilai baik & bagaimana hasil jepretan juga membangun imajinasi yang melihat jepretan kita. Dengan fotografi bebas menangkap gambar di sekitar kita, banyak pengalaman & pelajaran baru, saling share dsb.
Rachma : Untuk kebutuhan apa anda menggeluti dunia fotografi ?
Rachmad : Fotografi adalah seni menangkap gambar melalui jepretan kamera. Fotografi sekedar hobi namun mampu menunjang kegiatan perkuliahan saya khususnya konsentrasi broadcasting.
Rachma : Apa manfaat yang anda dapat dari fotografi?
Rachmad : Saya sangat senang, puas sambil terus belajar, dan bisa menemukan pengalaman baru.
Rachma : Dimana tempat-tempat yang selama ini sudah anda kunjungi untuk pemotretan?
Rachmad : Banyak tempat yang saya kunjungi seperti Taman Kota, gedung kosong, tempat wisata, event, perkotaan, pantai dan lain sebagainya.
Rachma : Dari sekian banyak tempat tersebut mana yang paling anda rasa sangat puas ketika anda pemotretan disitu?
Rachmad : Kepuasan itu pastinya ada dalam tiap pengambilan gambar dimanapun tempatny. Hanya saja momen yang ada tidak mudah untuk didapatkan.
Rachma : Sejak kapan anda menggeluti dunia fotografi?
Rachmad : Untuk dunia fotografi, baru mulai 8 bulan terakhir ini.
Rachma : Apa yang pertama kali anda foto?
Rachmad : Pertama kalinya cuma belajar focus, depan focus belakangnya blur, dan belakang focus depan blur.
Rachma : Apakah anda berkeinginan untuk menjadi seorang fotografer? Alasannya?
Rachmad : Untuk saat ini tidak ada alasan untuk jadi fotografer, hanya saja menyalurkan hobi.
Rachma : Apakah menurut anda fotografi itu susah untuk dipelajari?
Rachmad : Sebenarnya tidak ada yang susah jika mau belajar, hanya saja kepekaan terhadap angle itu yang pastinya gak gampang.
Rachma : Kebetulan saya juga senag pada fotografi, tetapi saya belum begitu faham. Apa yang bisa anda sharing dengan saya?
Rachmad : Untuk sharing mungkin kita bisa saling belajar. Bagaimana melihat sekitar yang lebih bagus untuk dijepret. Juga saling belajar teknis mulai dari exposure, diafragma, ISO, dll.
Rachma : Selama ini, apa saja peralatan yang anda gunakan selain kamera?
Rachmad : Belum punya perlengkapan lain, mungkin Cuma tripod itupun punya teman.

                Cukup singkat wawancara yang saya ajukan. Kesimpulannya adalah Fotografi merupakan hobi yang sangat mahal, dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan yang cukup banyak untuk menghasilkan foto yang bagus. Yang paling penting adalah belajar teknik, mulai dari exposure, diafragma, iso, dsb.  Dan terima kasih banyak pada A. Rachmad Putra untuk meluangkan waktunya demi tugas kuliah saya. 

Friday, March 15, 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2, Softskill, Pengalaman Pribadi


Menabur Cerita Di Bawah Terik Taman Mini Indonesia

Rabu, 27 Februari 2013
                Hari ini adalah hari libur nasional untuk seluruh mahasiswa Gunadarma. Libur kali ini hanya diberi waktu 2 minggu. Aku memanfaatkannya untuk ber-refreshing sejenak untuk mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah. Aku mengajak Fauziah teman seperguruanku. Acaraku ke TMII ini sebenarnya sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari sebelum libur semester tiba. Tapi, karena kesibukan dan mencari waktu yang tepat sehingga kita sempatkan untuk ke TMII pada tangga 27 Februari 2013.

                Kami berangkat menuju TMII pukul 10.00 dan tiba pukul 11.00. Tiket Masuk ke TMII kami dikenakan biaya sebesar Rp. 24.000, yaitu Rp. 6000 untuk motor dan Rp. 9000/orang. Niat kami kesana untuk sekedar mengasah hobi kami akan fotografi. Kami membawa 1 lensa tambahan SIGMA 17-300, 2 kamera SLR, CANON EOS 550D dan CANON EOS 450D, serta sebuah Tripod untuk penyangga kamera. Kali pertama memasuki TMII, kami memutuskan untuk berkeliling demi mendapatkan tempat yang memiliki pemandangan yang bagus dan juga menarik untuk dijadikan obyek foto. Setelah beberapa saat berputar-putar di area TMII, kami memilih “Museum Keprajuritan Nasional RI”, “Danau Indonesia”, dan “Istana Anak”. Disana kami memfoto tanpa ada orang lain yang dijadikan sebagai model. Model kami adalah kami sendiri. Meskipun kami merupakan orang yang masih awam sekali dengan fotografi, kami tak sungkan-sungkan berpose layaknya model dan juga sebagai fotografer layaknya fotografer handal. Foto hasil jepretan kami tak kalah bagus jika dibandingkan dengan fotografer. Foto dengan efek-efek tertentu pun dapat kami hasilkan. Misalnya saja foto dengan model bergerak(melompat, berlari, cipratan air, dll), foto dengan model berlatar belakang blur, foto portrait, foto landscape, dsb. Namun ada kendala saat aku mencoba untuk kali pertamanya memfoto obyek bergerak. Hasil jepretan aku malah jadinya blur untuk obyek yang bergeraknya. Lalu Fauziah memberikan tips serta mengajariku cara bagaimana memfoto obyek bergerak. Dan setelah berkali-kali mencoba, alhamdulillah akhirnya aku bisa.
                Puas kami bermain-main dengan kamera-kamera handal yang kami bawa. Ya walaupun belum seberapa hasilnya. Tetapi aku sudah bisa mengantongi pelajaran-pelajaran penting dalam fotografi. Salah satu diantaranya adalah memfoto percikan air yaitu untuk kamera CANON EOS 450D gunakan Aperture f/5.6, Shutter Speed 1/1000s, ISO 200. Dengan pengaturan tersebut, kita akan mendapatkan foto dengan objek bergeraknya menjadi diam atau beku dengan kecepatan rana yang tinggi.

Berikut ini hasil foto :