BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perekonomian
Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997, membuat
kondisiketenegakerjaan di Indonesia ikut memburuk. Sejak itu pertumbuhan ekonomi
Indonesia jugatidak pernah mencapai 7-8 persen. Bayangkan, pada tahun 1997
jumlah penganggur terbukamencapai 4,18 juta. Selanjutnya, pada 1999 (6,03
juta), 2000 (5,81 juta), 2001 (8 juta), 2002(9,13 juta), 2003 (11,35 juta).
Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukan pada2001 : usia kerja
(144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta), penduduk yang kerja (90,807
juta),penganggur yang terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa (6,010
juta), setengahpenganggur sukarela (24,422 juta)
Pada
2002 : usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta), penduduk yang
kerja(91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur
terpaksa (28,869 juta),setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah
pastinya. Hingga tahun 2002 saja telahbanyak pengangguran, apalagi di tahun
2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguransemakin bertambah dan mengakibatkan
kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia.
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding denganjumlah
lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadimasalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas danpendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinandan masalah- masalah sosial lainnya.
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinyayang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran
yangberkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dankeluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik,keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibatjangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara.
Dalam
pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada
sinkronisasikebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan
perluasan kesempatankerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil
yang mandiri perlukeberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan
usaha kecil dan tingkat sukubunga kecil yang mendukung.
Kebijakan
Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan
PemerintahKabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung
untuk penciptaan danperluasan kesempatan kerja.
RUMUSAN MASALAH
Pengangguran terjadi disebabkan
antara lain, karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebihkecil dari jumlah
pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar
kerja.Selain itu juga kurang efektif informasi pasar kerja bagi para pencari
kerja. Fenomenapengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan
hubungan kerja, yangdisebabkan antara lain perusahaan yang menutup/mengurangi
bidang usahanya akibat krisisekononi atau keamanan yang kurang kondusif,
pengaturan yang menghambat investasi,hambatan dalam ekspor-impor.Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunyadisebabkan
oleh derasnya laju urbanisasi dari daerah ke Jakarta. Selain juga
diakibatkanbanyaknya lulusan SMA yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Kondisiini tak pelak membuat Dinas Tenaga kerja dan
Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakartabekerja ekstra keras.
BAB II PEMBAHASAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurangdari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaanyang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau parapencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampumenyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena denganadanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehinggadapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlahpengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaanpendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yangmenyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yangberkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Dinegara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" dimana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan olehlebih banyak orang.
JENIS
PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA
Berdasarkan sebab-sebab, pengangguran
dapat digolongkan sebagai pengangguranstructural, siklikal, musiman, dan
friksional.
Pengangguran
Struktural
Pengangguranstructuraldisebabkan oleh
ketidakcocokan antara ketrampilan(kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan
ketrampilan tenaga kerja yang tersedia.Latar belakang ketidakcocokan itu berupa
perubahan struktur permintaan-penawarandalam jangka panjang sebagai dampak
kemajuan teknologi, perubahan selera, danpersaingan antar perusahaan.
Misalnya, karena ingin transportasi
yang lebih cepat, permintaan terhadap jasakendaraan bermotor meningkat,
sedangkan permintaan terhadap jasa tukang becakmenurun. Padahal jumlah tukang
becak lebih banyak daripada jumlah pengemudikendaraan. Perubahan permintaan itu
menimbulkan ketidakcocokan antara ketrampilanyang dibutuhkan (mengemudi
kendaraan) dan ketrampilan yang tersedia (mengemudibecak). Akibatnya, sejumlah
tukang becak terpaksa menganggur.
Pengangguran Siklikal
Pengangguransiklikalberkaitan dengan naik-turunnya aktivitas atau
keadaanperekonomian suatu Negara (business cycle). Suatu ketika, perekonomian
mengalamimasa pertumbuhan (menaik). Di saat lain mengalami resesi (menurun)
atau bahkandepresi. Pada saat krisis ekonomi, daya beli masyarakat mengalami
penurunansehingga tingkat permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa juga
menurun.Turunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa memaksa
produsenmenurunkan kegiatan produksi., termasuk tenaga kerja. Itulah sebabnya,
saat krisisekonomi kita menyaksikan banyaknya pegawai atau buruh terkena PHK
sehinggamenganggur. Oleh karena itu, pengangguran yang disebabkan oleh
menurunnyaaktivitas perekonomian ini sering dinamakanpengangguran siklikal
(siklus).
Pengangguran Musiman
Pengangguran musimandisebabkan oleh perubahan permintaan terhadaptenaga kerja
yang sifaatnya berkala. Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenagakerja
paruh waktu (part time). Mereka ini direkrut saat ada pekerjaan (proyek)
yangmembutuhkan banyak tenaga. Setelah proyek selesai, mereka tidak lagi
dibutuhkan dankembali menganggur.
Contoh penganggur musiman adalah para
tukang bangunan. Mereka bekerjaselama ada proyek bangunan, entah berupa gedung
atau perumahan. Setelah proyekselesai, tukang itu kembali menganggur sampai ada
pekerjaan yang sesuai dengankeahlian mereka.
Pengangguran
Friksional
Pengangguran friksionaldisebabkan oleh pergantian pekerjaan atau pergeserantenaga
kerja. Sering kita jumpai tenaga kerja yang berpindah dari satu perusahaan
keperusahaan lain, atau berpindah dari jenis pekerjaan tertentu ke jenis
pekerjaan lain.Perpindahan itu tidak terjadi begitu saja. Tenaga kerja yang
bersangkutan membutuhkansementara waktu untuk mencari pekerjaan atau perusahaan
yang cocok. Selama waktupencarian itu, tenaga kerja tersebut menganggur.
Pengangguran friksional disebut jugapengangguran sukarela(voluntaryunemployment).Berbedea dengan tiga jenis pengangguran sebelumnya,
pengangguranini muncul dari kemauan tenaga kerja yang bersangkutan. Ia
menganggur untuksementara waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik,
menantang, danmenunjang karir.
AKIBAT
PENGANGGURAN TERHADAP KEGIATAN EKONOMI
Pengangguran merugikan bagi orang yang
bersangkutan dan bagi masyarakat.Kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh
pengangguran antara lain sebagai berikut.
Produktivitas
Tenaga kerja akan menurun
produktivitasnya bila tidak dimanfaatkan.Peningkatan rasa frustasi, patah
semangat, dan perasaan tidak berdaya yang terjadipada pengangguran jangka
panjang menumbuhkan sikap masa bodoh. Parapenganggur tidak mampu mengelola
dirinya sendiri dan tidak mampu secepatnyamenangkap peluang yang ada. Mereka “tidak siap bekerja”. Jadi, pengalaman danpelatihan yang
didapatkan sebelumnya dengan biaya yang besar menjadi sia-sia.
Standar Kehidupan
Bila pekerja menganggur, maka
pendapatannya anjlok dan standar kehidupanmenurun. Sebagian pekerja mungkin
dapat meminta bantuan kepada pasangannya ataupihak lain untuk membuka usaha,
tetapi kebanyakan dari mereka terpaksa harusmelakukan kegiatan penghematan
besar-besaran. Bila banyak orang menganggurakibatnya adalah permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa turun. Penurunanpengeluaran masyarakat
mengakibatkan pengangguran berikutnya di perusahaan lain.
Penerimaan Negara
Semakin besar jumlah pengangguran,
semakin menurun pendapatan Negaradari pajak penghasilan. Akibat selanjutnya,
semakin menurun pula kemampuanpemerintah melayani kebutuhan warganya.
Aktivitas Ekonomi
Keseluruhan
Pengangguran akan menurunkan daya beli
masyarakat, sehingga permintaanterhadap barang-barang hasil produksi berkurang.
Hal ini akan menurunkan parapenanam modal atau para pengusaha untuk memperluas
usahanya. Akibatnya, aktivitasperekonomian dan pertumbuhan ekonomi akan terhambat.
Biaya Sosial
Banyak segi “biaya” yang harus ditanggung oleh masyaakat
akibatpengangguran. Terdapat kaitan erat antara peningkatan pengangguran dan
kejahatan.Mesyarakat harus menganggung biaya pengangguran melalui peningkatan
tugas-tugasmedis yang berkaitan dengan perawatan psikologis, peningkatan
kualitas pengamananwilayah, dan peningkatan volume proses peradilan karena
meningkatnya tindakkejahatan.
CARA-CARA MENGATASI
PENGANGGURAN
Ada berbagai cara untuk mengatasi
pengangguran. Karena terdapat beberapa macampengangguran, maka cara mengatasi
pada masing-masing jenis pengangguran itu juga berbeda-beda. Berikut ini akan
dibahas cara mengatasi pengangguran pada beberapa jenispengangguran.
Peningkatan Mobilitas Tenaga Kerja dan Modal
Peningkatan mobilitas tenaga kerja
dilakukan dengan memindahkan pekerja kekesempatan kerja yang lowong dan melatih
ulang ketrampilannya sehingga dapatmemenuhi tuntutan kualifikasi di tempat
baru. Peningkatan mobilitas dilakukan denganmemindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang
mengalami masalah pengangguranparah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi
masalah pengangguran structural.
Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat
mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yangmengarahkan permintaan-permintaan
masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalamjumlah yang melimpah.
Penyediaan Informasi Tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman,
perlu adanya pemberian informasi yangcepat mengenai tempat-tempat mana yang
sedang memerlukan tenaga kerja. Masalahpengangguran dapat muncul karena orang
tidak tahu perusahaan apa saja yang membukalowongan kerja, atau perusahaan
seperti apa yang cocok dengan ketrampilan yang dimiliki.Masalah tersebut adalah
persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
diadakan system informasi yang memudahkanorang mencari pekerjaan yang cocok.
System seperti itu antara lain dapat berupapengumuman lowongan kerja di kampus
dan media massa. Bisa juga berupa pengenalanprofil perusahaan di sekolah-sekolah
kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan
untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalamsituasi normal, pengangguran
friksional tidak menganggu karena sifatnya hanya sementara.Tingginya tingkat
perpindahan kerja justru akan menggerakkan perusahaan untukmeningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan. Selain itu, perusahaan ditantang
untuk menciptakan suasana kerja yang membangun sehingga pekerja
dapatmeningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan
lain.
Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh
masalah tenaga kerja yang tidak terampil danahli. Perusahaan lebih menyukai
calon pegawai yang sudah memiliki ketrampilan ataukeahlian tertentu. Masalah
tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besarpengangguran
adalah orang yang belum memiliki ketrampilan atau keahlian tertentu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
digalakkan lembaga yang mendidik tenagakerja menjadi siap pakai. Yang paling
penting dalam pendidikan dan latihan kerja itu adalahkesesuaian program dengan
kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.
Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada
upaya mencari kerja di perusahaan tertentu,pengangguran akan tetap menjadi
masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkanapabila muncul keinginan untuk
menciptaka lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta.Fakta memperlihatkan cukup
banyak wiraswasta yang berhasil. Akan tetapi, wiraswasta punbukan hal yang
mudah .
Kendala utama wiraswasta adalah modal
dan peluan. Seseorang yang memilikiketrampilan dan keahlian tertentu tidak
sanggup berbuat apapun apabila tidak memilikimodal dan peluang usaha karena
bidang usaha yang menguntungkan hampir pasti telahdikuasai oleh perusahaan
raksasa. Dengan demikian, upaya menggerakkan wiraswastaperlu disertai
keleluasan memperoleh modal dan peluang bisnis.
PENINGKATAN
MUTU DAN TENAGA KERJA
Ada kecenderungan pada lapangan kerja
sector modern untuk hanya menerimaangkatan kerja yang siap kerja atau siap
pakai dan berpengalaman untuk menjadi karyawannya.Sementara angkatan kerja muda
tamatan sekolah menengah ataupun perguruan tinggi padaumumnya belum mempunyai
kesiapan dan pengalaman.
Rendahnya mutu kerja tidak hanya
mengakibatkan rendahnya produktivitas kerja danpenghasilan, tetapi juga
menyulitkan pengolahan sumber daya yang melimpah. Indonesiasebenarnya memiliki
keunggulan komparatif di bidang sumber daya alam. Sayangnya mututenaga kerja
Indonesia secara umum belum memadai, sehingga perlu ditingktkan agar
jumlahtenaga kerja yang besar itu benar-benar dapat menjadi kekuatan efektif
dalam pembangunan.
Mutu dan kemampuan tenaga kerja tidak
hanya berkaitan dengan jumlah angkatan kerjayang perlu dididik dan dilatih, akan
tetapi juga berkaitan dengan kesesuaian hasil pendidikandan latihan dengan
permintaan lapangan kerja dan persyaratan kerja. Pendidikan formalmerupakan
pondasi penting untuk membangun mutu sumber daya manusia di masa yang
akandatang. Selain melalui pendidikan formal, peningkatan kualitas sumber daya
manusia dapatjuga dilakukan melalui pendidikan nonformal. Kebijakan-kebijakan
untuk meningkatkan mututenaga kerja dapat melalui pendidikan nonformal berikut
ini.
Latihan Kerja
Latihan kerja
merupakan proses pengembangan keahlian dan keterampilan kerja yanglangsung
dikaitkan dengan pekerjaan dan persyaratan kerja. Dalam kaitannya denganpeningkatan mutu tenaga
kerja, latihan kerja dapat berfungsi sebagai suplemen ataupunkomplemen terhadap
pendidikan formal.
Pemagangan
Pemagangan adalah
latihan kerja langsung di tempat kerja. Jalur pemagangan inibertujuan untuk
memantapkan profesionalisme yang dibentuk melalui latihan kerja.
Perbaikan Gizi dan
Kesehatan
Perbaikan gizi dan
kesehatan perlu dilaksanakan untuk mendukung ketahanan kerja dankemampuan
belajar (kecerdasan) dalam menerima pengetahuan baru danmeningkatkan semangat
kerja.
Selan itu peningkatan
kemampuan teknis melalui jalur-jalur pengembangan sumberdaya manusia perlu
diuayakan agar tercipta manusia yang berkualitas dengan cirri taatmenjalankan
agama, toleran dan saling menghargai sesame manusia, berwawasankepentingan
nasional, berbudi luhur, ulet, tangguh, cerdas dan terampil, produktif,disiplin
dan bertanggung jawab, inovatif dan berpandangan jauh ke depan.
CONTOH PERMASALAHAN
Pengangguran di Indonesia Capai 8,59 Juta
Rabu, 27 Oktober 2010 13:39 WIB | Dibaca 10883 kali
Denpasar
(ANTARA News) - Pengangguran di Indonesia kini mencapai 8,59 juta orang atau
7,41persen dari total angkatan kerja di Nusantara sebanyak 116 juta orang.
"Angkatan kerja tersebut didominasi lulusan sekolah dasar (SD) 57,44 juta orang atau 49,42 persen,"kata Dra Suwito Ardiyanto, SH,MH, widyaswara utama Bidang Penempatan Tenaga kerja KementerianTenaga Kerja dan Transmigrasi di Denpasar, Rabu.
Seusai tampil sebagai pembicara pada Lokakarya Pengembangan Jejaring Kerja Sama Penyuluhan danBimbingan Jabatan, formasi hasil penempatan tenaga kerja "10:3:2" hingga sekarang masih relevan. Ia mencontohkan, apabila terdapat sepuluh orang pencari kerja hanya tersedia tiga lowongan pekerjaan dan dari tiga lowongan itu hanya dua yang bisa diisi, sementara satu lagi tidak bisa dipenuhi akibat tidak memiliki keterampilan.
"Angkatan kerja tersebut didominasi lulusan sekolah dasar (SD) 57,44 juta orang atau 49,42 persen,"kata Dra Suwito Ardiyanto, SH,MH, widyaswara utama Bidang Penempatan Tenaga kerja KementerianTenaga Kerja dan Transmigrasi di Denpasar, Rabu.
Seusai tampil sebagai pembicara pada Lokakarya Pengembangan Jejaring Kerja Sama Penyuluhan danBimbingan Jabatan, formasi hasil penempatan tenaga kerja "10:3:2" hingga sekarang masih relevan. Ia mencontohkan, apabila terdapat sepuluh orang pencari kerja hanya tersedia tiga lowongan pekerjaan dan dari tiga lowongan itu hanya dua yang bisa diisi, sementara satu lagi tidak bisa dipenuhi akibat tidak memiliki keterampilan.
Dari segi persaingan internasional hasil survei "World Economic Forum 2010" menunjukkan Indonesiaberada pada peringkat 54 dari 133 negara yang disurvei.
Dibanding dengan negara tetangga seperti Singapura yang menempati peringkat ketiga, Malaysia ke-24, Brunei Darussalam ke-32 dan Thailand ke-36, sehingga kondisi ketenagakerjaan di Indonesia sangatparah.
Salah satu upaya dalam mengatasi
masalah tersebut dengan meningkatkan kualitas penempatantenaga kerja, yakni
penempatan tenaga kerja pada jabatan yang tepat. Upaya tersebut
dilakukanmelalui meningkatkan peranan penyuluhan dan bimbingan jabatan (PBJ). Suwito Ardiyanto menambahkan, PBJ mempunyai
dua tugas pokok yang sangat penting untukmenempatkan pencari kerja dalam
jabatan yang tepat serta menemukan tenaga kerja yang cocokdengan kebutuhan
pengguna tenaga kerja. Untuk
menempatkan pencari kerja dalam jabatan yang tepat perlu memahami dunia kerja
sertapengetahuan atas jenis-jenis pekerjaa atau jabatan beserta
syarat-syaratnya.
Selain itu mengenali potensi diori, bakat,
minat kemampuan dan kualifikasi yang dimiliki pencari kerjaserta mengenali
kelemahan yang dimiliki, ujar Suwito Ardiyanto.
(ANT/P003)
(ANT/P003)
Editor:
Priyambodo RH
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN
Pengangguran di
Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, banyak sekali
terdapatpengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah
terdapat padamasalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan
lapangan pekerjaan.Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah
membuat suatu program untukmenampung para pengangguran. Selain mengharapkan
bantuan dari pemerintah sebaiknya kitasecara pribadi juga harus berusaha
memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadiseornag pengangguran
dan menjadi beban pemerintah.
SARAN
Kepribadian yang
matang, dimanis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yng jauh ke depan,berani
mengambil tantangan serta mempunyai mindset yang benar. Itu merupakan
tuntutanutama yang mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif
dewasa ini danmasa-masa mendatang. Perlu diyakini oleh setiap orang, kesuksesan
yang hakiki berawal darisikap dan mental kita untuk berani berpikir dan
bertindak secara nyata, tulus, jujur, sepenuh hati,propesional dan bertanggung
jawab. Kebijakan ini dapat diimplementasikan menjadi gerakannasional melalui
kerja sama dengan lembaga pelatihan yang kompeten untuk itu.
Kemudian segera
melakukan pengenbangan kawasan-kawasan, khususnya yangteinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dankomunikasi. Ini
akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis
tingkatan.Membangun lembaga social yang dapat menjamin kehidupan pengangguran.
Selanjutnyamengaitkan secara erat masalah pengangguran dengan masalah di wilayah
perkotaan lainnya,seperti sampah, pengendalian banjir dan lingkungan yang tidak
sehat. Sampah, misalnya, terdiridari bahan organic yang apat dijadikan kompos
dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
DAFTAR
PUSTAKA
Pelajaran EKONOMI 2 , PENERBIT
ERLANGGA , RITONGA, dkk.
No comments:
Post a Comment